KONSEP PARIWISATA
Pariwisata adalah perjalanan untuk mencari kesenangan, sekaligus merupakan teori dan praktik berwisata, bisnis menarik, mengakomodasi, dan menghibur wisatawan, dan bisnis jasa tur. Pariwisata bisa antar negara atau domestik.Orang dianggap berpariwisata jika bepergian sejauh paling tidak 80 km dari rumahnya, jika di bawah itu disebut “pelancong”.
pariwisata/pa·ri·wi·sa·ta/ n yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme;
-- bahari pariwisata yang objeknya adalah laut dan isinya (berperahu, berselancar, menyelam, dan sebagainya);
-- lokal kegiatan kepariwisataan yang ruang lingkupnya terbatas pada tempat tertentu saja, misalnya kepariwisataan di Pulau Bali;
-- massa kegiatan kepariwisataan yang meliputi jumlah orang yang banyak dari berbagai tingkat sosial ekonomi;
-- purbakala pariwisata yang objeknya adalah peninggalan purbakala, misalnya museum;
-- remaja pariwisata yang mengaktifkan kalangan remaja;
-- wana pariwisata yang objeknya adalah hutan dengan segala isinya;
berpariwisata/ber·pa·ri·wi·sa·ta/ v melancong; bertamasya;
kepariwisataan/ke·pa·ri·wi·sa·ta·an/ n perihal atau yang berhubungan dengan pariwisata Untuk memahami menganai Pemasaran Kepariwisataan (Tourism Marketing), alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu engertian pariwisata dan kepariwisataan itu sendiri. Dan untuk memahami mengenai kepariwisataan saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian kegiatan wisata, dan pengertian pariwisata, karena berbicara mengenai kepariwisataan, kita tidak akan lepas dari pembahasan mengenai ke-dua hal tersebut.
Pemasaran Pariwisata atau Pemasaran Destinasi? Pemangku Kepentingan Destinasi Pariwisata Sistem Kepariwisataan (Tourism System) Pengertian Kegiatan Wisata (Tour) Kegiatan wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan baik individu maupun grup dari tempat tinggal menuju suatu tempat tertentu untuk mendapatkan pengalaman diluar aktivitas kesehariannya (seperti: bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dll) dalam waktu yang sementara. Dari pengertian mengenai kegiatan wisata tersebut terlihat beberapa komponen penting yang menjadikan proses tersebut terjadi. Komponen-komponen tersebut adalah: tempat tinggal, perjalanan, pelaku perjalanan wisata, dan tempat tujuan.
Kepariwisataan
Sumber: Nurdin Hidayah (2019) kegiatan wisata dilakukan bukan di rumah atau di kediaman si pelaku kegiatan melainkan di suatu tempat tujuan tertentu, sehingga kegiatan tersebut memerlukan proses perjalanan, baik menggunakan media (transportasi darat/laut/udara) maupun tidak. Oleh karena itu terdapat keterkaitan antara kegiatan wisata dengan kegiatan perjalanan (travel).
Keterkaitannya adalah bahwa kegiatan wisata termasuk dalam kegiatan perjalanan, tetapi tidak semua kegiatan perjalanan merupakan kegiatan wisata. Kalau dilihat dari sisi ekonomi, kegiatan wisata merupakan kegiatan proses konsumsi terhadap suatu produk yang dilakukan oleh pelaku wisata dimulai dari tempat tinggalnya, diperjalanan dan ditempat tujuannya. Produk yang dikonsumsi tersebut merupakan suatu pengalaman total (total experiences) yang diperoleh oleh pelaku perjalanan
wisata dalam proses konsumsinya tersebut. Sementara itu, pengalaman berwisata dapat dibagi menjadi dua yaitu pengalaman yang bersifat explisit dan dan pengalaman yang bersifat implisit.Pengalaman eksplisit yaitu pengalaman yang diperoleh oleh pelaku wisata dari sensoriknya atau dari proses penginderaannya seperti yang terlihat oleh mata, yang terdengar oleh telinga, yang tercium oleh hidung, yang terasa oleh lidah dan badan.
Pengalaman implisit yaitu pengalaman yang diperoleh oleh pelaku wisata dari psikisnya, seperti yang terekam oleh otaknya (kognitif), yang terasa oleh perasaannya (afektif) atau hasil dari proses keduanya, yaitu yang dapat mengakibatkan kecenderungan bertindak atau berperilaku (psikomotor).
Sementara itu, terdapat tiga komponen penting yang membuat proses konsumsi terhadap suatu pengalaman berwisata itu terjadi, yaitu:
Daya tarik wisata: segala sesuatu yang menarik dan menghasilkan pengalaman kepada pelaku perjalanan wisata, baik secara pasif maupun aktif, contoh: keindahan pantai, suasana pegunungan, gerhana, pentas seni, event olahraga, karnaval, menunggangi kuda, mendaki gunung, berselancar, bercengkrama dengan masyarakat, dll. Sarana penunjang wisata: segala sesuatu yang dapat memfasilitasi kegiatan wisata baik yang dapat diindera (tangible) maupun yang tidak dapat diindera (intangible), contoh: jasa transportasi, akomodasi, makan/minum, toilet, pramuwisata (guide), informasi dll.
Infrastruktur/prasarana: segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya proses kegiatan wisata dan kegiatan non wisata, contoh: jaringan jalan, bandara, terminal, pelabuhan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dll.
Pengertian Pariwisata (Tours)
Pengertian pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana yang dapat menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kegiatan wisata merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena kegiatan pariwisata merupakan egiatan jamak dari kegiatan wisata itu sendiri.
Pengertian Pariwisata
Sumber: Nurdin Hidayah (2019)Pengertian Kepariwisataan (Tourism) Pengertian kepariwisataan menurut saya adalah Megala sesuatu yang terkait dengan kegiatan pariwisata beserta dampaknya yang terjadi karena adanya kontak/interaksi antara pelaku perjalanan wisata dengan daya tarik wisata, sarana penunjang wisata, dan infrastruktur/prasarana yang disediakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah, dimulai dari tempat tinggal, pada saat di perjalanan, di tempat tujuan, sampai kembali lagi ke tempat tinggalnya.
Pada intinya kepariwisataan adalah suatu gejala yang terjadi karena diakibatkan oleh pergerakan manusia dari tempat tinggalnya untuk melakukan suatu kegiatan wisata baik liburan atau bisnis sampai ia kembali ke tempat tinggalnya semula. Gejala tersebut membentuk suatu sistem yang kompleks yang didalamnya terdapat komponen-komponen serta elemen-elemen yang saling terkait seperti empat tinggal, tempat tujuan, perjalanan, sarana/prasarana, dll., dan sistem tersebut biasanya disebut dengan sistem kepariwisataan (tourism system).
Referensi:
Hidayah, Nurdin (2019). Pemasaran Destinasi Pariwisata. Bandung: Alfabeta
pariwisata/pa·ri·wi·sa·ta/ n yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme;
-- bahari pariwisata yang objeknya adalah laut dan isinya (berperahu, berselancar, menyelam, dan sebagainya);
-- lokal kegiatan kepariwisataan yang ruang lingkupnya terbatas pada tempat tertentu saja, misalnya kepariwisataan di Pulau Bali;
-- massa kegiatan kepariwisataan yang meliputi jumlah orang yang banyak dari berbagai tingkat sosial ekonomi;
-- purbakala pariwisata yang objeknya adalah peninggalan purbakala, misalnya museum;
-- remaja pariwisata yang mengaktifkan kalangan remaja;
-- wana pariwisata yang objeknya adalah hutan dengan segala isinya;
berpariwisata/ber·pa·ri·wi·sa·ta/ v melancong; bertamasya;
kepariwisataan/ke·pa·ri·wi·sa·ta·an/ n perihal atau yang berhubungan dengan pariwisata Untuk memahami menganai Pemasaran Kepariwisataan (Tourism Marketing), alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu engertian pariwisata dan kepariwisataan itu sendiri. Dan untuk memahami mengenai kepariwisataan saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian kegiatan wisata, dan pengertian pariwisata, karena berbicara mengenai kepariwisataan, kita tidak akan lepas dari pembahasan mengenai ke-dua hal tersebut.
Pemasaran Pariwisata atau Pemasaran Destinasi? Pemangku Kepentingan Destinasi Pariwisata Sistem Kepariwisataan (Tourism System) Pengertian Kegiatan Wisata (Tour) Kegiatan wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan baik individu maupun grup dari tempat tinggal menuju suatu tempat tertentu untuk mendapatkan pengalaman diluar aktivitas kesehariannya (seperti: bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dll) dalam waktu yang sementara. Dari pengertian mengenai kegiatan wisata tersebut terlihat beberapa komponen penting yang menjadikan proses tersebut terjadi. Komponen-komponen tersebut adalah: tempat tinggal, perjalanan, pelaku perjalanan wisata, dan tempat tujuan.
Kepariwisataan
Sumber: Nurdin Hidayah (2019) kegiatan wisata dilakukan bukan di rumah atau di kediaman si pelaku kegiatan melainkan di suatu tempat tujuan tertentu, sehingga kegiatan tersebut memerlukan proses perjalanan, baik menggunakan media (transportasi darat/laut/udara) maupun tidak. Oleh karena itu terdapat keterkaitan antara kegiatan wisata dengan kegiatan perjalanan (travel).
Keterkaitannya adalah bahwa kegiatan wisata termasuk dalam kegiatan perjalanan, tetapi tidak semua kegiatan perjalanan merupakan kegiatan wisata. Kalau dilihat dari sisi ekonomi, kegiatan wisata merupakan kegiatan proses konsumsi terhadap suatu produk yang dilakukan oleh pelaku wisata dimulai dari tempat tinggalnya, diperjalanan dan ditempat tujuannya. Produk yang dikonsumsi tersebut merupakan suatu pengalaman total (total experiences) yang diperoleh oleh pelaku perjalanan
wisata dalam proses konsumsinya tersebut. Sementara itu, pengalaman berwisata dapat dibagi menjadi dua yaitu pengalaman yang bersifat explisit dan dan pengalaman yang bersifat implisit.Pengalaman eksplisit yaitu pengalaman yang diperoleh oleh pelaku wisata dari sensoriknya atau dari proses penginderaannya seperti yang terlihat oleh mata, yang terdengar oleh telinga, yang tercium oleh hidung, yang terasa oleh lidah dan badan.
Pengalaman implisit yaitu pengalaman yang diperoleh oleh pelaku wisata dari psikisnya, seperti yang terekam oleh otaknya (kognitif), yang terasa oleh perasaannya (afektif) atau hasil dari proses keduanya, yaitu yang dapat mengakibatkan kecenderungan bertindak atau berperilaku (psikomotor).
Sementara itu, terdapat tiga komponen penting yang membuat proses konsumsi terhadap suatu pengalaman berwisata itu terjadi, yaitu:
Daya tarik wisata: segala sesuatu yang menarik dan menghasilkan pengalaman kepada pelaku perjalanan wisata, baik secara pasif maupun aktif, contoh: keindahan pantai, suasana pegunungan, gerhana, pentas seni, event olahraga, karnaval, menunggangi kuda, mendaki gunung, berselancar, bercengkrama dengan masyarakat, dll. Sarana penunjang wisata: segala sesuatu yang dapat memfasilitasi kegiatan wisata baik yang dapat diindera (tangible) maupun yang tidak dapat diindera (intangible), contoh: jasa transportasi, akomodasi, makan/minum, toilet, pramuwisata (guide), informasi dll.
Infrastruktur/prasarana: segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya proses kegiatan wisata dan kegiatan non wisata, contoh: jaringan jalan, bandara, terminal, pelabuhan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dll.
Pengertian Pariwisata (Tours)
Pengertian pariwisata adalah perjalanan wisata yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling-keliling, baik secara terencana maupun tidak terencana yang dapat menghasilkan pengalaman total bagi pelakunya. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kegiatan wisata merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena kegiatan pariwisata merupakan egiatan jamak dari kegiatan wisata itu sendiri.
Pengertian Pariwisata
Sumber: Nurdin Hidayah (2019)Pengertian Kepariwisataan (Tourism) Pengertian kepariwisataan menurut saya adalah Megala sesuatu yang terkait dengan kegiatan pariwisata beserta dampaknya yang terjadi karena adanya kontak/interaksi antara pelaku perjalanan wisata dengan daya tarik wisata, sarana penunjang wisata, dan infrastruktur/prasarana yang disediakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah, dimulai dari tempat tinggal, pada saat di perjalanan, di tempat tujuan, sampai kembali lagi ke tempat tinggalnya.
Pada intinya kepariwisataan adalah suatu gejala yang terjadi karena diakibatkan oleh pergerakan manusia dari tempat tinggalnya untuk melakukan suatu kegiatan wisata baik liburan atau bisnis sampai ia kembali ke tempat tinggalnya semula. Gejala tersebut membentuk suatu sistem yang kompleks yang didalamnya terdapat komponen-komponen serta elemen-elemen yang saling terkait seperti empat tinggal, tempat tujuan, perjalanan, sarana/prasarana, dll., dan sistem tersebut biasanya disebut dengan sistem kepariwisataan (tourism system).
Referensi:
Hidayah, Nurdin (2019). Pemasaran Destinasi Pariwisata. Bandung: Alfabeta